Cara Sederhana Jatuh Cinta di Sosial Media
Photo by Azzadiva Sawungrana on Unsplash - |
"Tak ada hari yang lebih manis dari hari dimana kau memfollow akunku. Yaa, sejak itu aku mulai mengawali pagi dengan mengecek list view instastoryku. Setiap pagi dengan jeli kucari akunmu dari ribuan akun yang menumpuk layaknya cheesecake. Dan ketika aku menemukan akunmu dadaku digempur kebahagiaan paling raya. Semua akun jadi tidak penting, kau yang penting. Dan melihat instastorymu adalah genting."
Sekilas mendengarnya memang terasa manis, kentara sekali aroma jatuh cinta dari pembawa bait. Ribuan komentar disesaki cerita dari mereka yang sama, sama-sama jatuh cinta di sosial media.
Bila aku bercerita pada ayah tercinta, tentu beliau akan geleng-geleng kepala. Melihat fenomena di zaman sekarang, mudahnya virus merah jambu menjangkiti anak muda.
Entah atas dasar apa, sementara interaksi sebatas layar kaca saja. Bermodal saling menonton cerita, lama-lama timbul rasa suka. Cenat-cenut tak dapat dipadamkan dalam dada, akhirnya iseng ada yang mulai menyapa.
"Hai, aku tertarik dengan akunmu. Aku rasa kita sama-sama memiliki rasa suka. Bagaimana jika kita menindak lanjuti agar berbuah cinta?"
Aku sarankan untuk tidak mencoba cara yang kedengaran freak dan segera memadamkan rasa suka. Mungkin bisa dengan membalas ceritanya,
"Lucu sekali kucing kamu. Namanya siapa?"
Mungkin dengan begini akan membuka jalan menuju Roma.
Meski memang tak semua orang memiliki dorongan untuk menuntaskan rasa penasarannya, aku rasa lebih baik tidak membuka jalannya.
Biarkan saja kegilaan itu menerpa, meski sejenak tapi membuat limbung kepala. Ada sensasi hangat di dada kala berinteraksi dengan sosok dia, ada semu merah di pipi ketika reaksi love muncul di cerita.
Jadi, sederhana kan untuk jatuh cinta di sosial media?
****
Ada kalanya rasa ini dibiarkan mengambang di dada, tak perlu ditindak lanjuti kecuali yakin benar sudah siap dengan konsekuensi dan haqqul yakin bahwa dia benar baik sesuai citranya.
Benar, bermodal interaksi semu lewat layar kaca tak menjadi bukti tentang mulia akhlaknya. Sebab pada hakikatnya, dia yang membawa angan dalam dada hanyalah bayangan dalam otak saja. Kita menilai berdasar yang ia tampilkan di akun sosial media, dan perbuatan dia sebenarnya. Sah-sah saja.
Toh jangankan dia, mungkin saja kita juga demikian dalam membagikan konten di akun kita. Enggan rasanya membagikan masalah dan konflik di hadapan orang asing sebagai pengikut kita, paling maksimal mungkin sebatas berbagi kata mutiara.
Yang jadi citra di sosial media, mungkin seperti pencapaian dan penghargaan yang kita dapat di dunia nyata. Memang sih, benar ada bagian kebaikan dari kita, tapi tetap saja, bukanlah cerminan nyata diri kita, pun demikian dirinya..
Sebab demikian, jangan pernah coba-coba. Atau kau akan jatuh di ranjang pesakitan karena ekspektasi yang mengangkasa. Kamu dibutakan lantas dikecewakan angan-angan belaka.
Omong-omong, perlu ditanamkan bahwa ada batas yang tak boleh dilanggar oleh manusia. Allah punya aturan, dan sebagai hamba, wajib untuk taat pada-Nya.
Sebagai manusia dengan anugerah kewarasan dari-Nya, jaga interaksi dengan dia. Tak perlu terbang dalam khayalan mesra bersamanya, sebab semua ini fana. Kecuali benar bahwa citranya nyata, maka laksanakan dengan konsekuensinya.
📌 Yogyakarta, 27 September 2024 | 18:50 WIB
IB: Bintang | @mo.star_
Komentar
Posting Komentar