Tidak Mengapa Tidak Jadi Sesiapa #1

Photo by Zhen Yao on Unsplash -

"Mama, gimana kalau aku besar nanti, ternyata aku tidak jadi apa-apa?" Mata bulat itu menyihir sang ibu dengan kepolosan yang teramat.

Bundanya beralih, membiarkan rajutan pakaian diam membisu di atas meja. "Memangnya, kalau besar harus jadi apa?"

Ditanya seperti itu membuat anak usia 6-7 tahun itu mengedipkan matanya berkali-kali. Ia bingung, kenapa sang bunda malah bertanya balik?

"Harus jadi.. Kalau kata kakak, jadi dokter kayak Tante. Jadi bu guru kayak Nenek. Jadi orang kaya kayak Oom. Jadi orang hebat kayak Ayah!" Nada pada kalimat terakhir meninggi, binar bangga menyeruak keluar tatkala teringat sang 'ayah'.

"Tapi.. Aku nggak tahu mau jadi apa.."

***

Bagaimana kalau, anak kecil itu adalah ilustrasi dari diriku sendiri?

Dua hari belakangan, aku mendengarkan video dengan tajuk "Jagoan itu Berani Berperan." dari kanal Fuadh Naim. Video itu hanya berdurasi 15 menit memang, tapi.. Membawa otakku 'kembali' berkelana dalam lautan pertanyaan.

Mungkin baik, aku jadi berefleksi. Sebagai manusia, peran apa saja ya yang telah aku lakukan? Apakah aku, sebermanfaat itu bagi khalayak manusia?

Sejalan dengan cuilan pertanyaan yang belum tuntas beberapa waktu lalu. Aku mengira, bahwa belum banyak yang aku lakukan sebagai manusia untuk manusia.

Kurang lebihnya influencer dengan jumlah subscriber sebanyak 103rb orang itu mengingatkan. Bahwa, mereka yang terbiasa ambil peran tidak akan kikuk dan dapat segera berinisiatif di tengah kesibukan. Mereka yang berperan, tidak akan bermudah-mudahan mencela orang lain bermodal jari jemari saja. Dan lain sebagainya.

Aku kembali memutar memori. Satu, dua, tiga, empat, lima, tahun kemarin..

***

"Sadar nggak sih, kalau sekarang orang yang jadi kasir, tukang, pedagang itu udah seumuran sama kita?" Reels yang senada beberapa kali lewat dan aku membubuhkan tanda suka karena merasa relate sebagai gen Z.

Gen-Z mulai memenuhi dunia, merangkak perlahan dari bocah ingusan menjadi pengganti para milenial yang segera naik pangkat. Sekarang, fresh graduate ya tentu Gen-Z. Yang digadang-gadang sebagai generasi nir-adab, meskipun tolong yang bicara seperti itu untuk menyediakan kaca dahulu.
Generasi angkatanku bisa dikatakan memulai bangku perkuliahan. Kakak-kakakku, sudah menjejaki kelulusan dan mencicipi jabatan.

Bocah seusia kami- kini mulai berperan. Setelah serangkaian pendidikan yang ditempuh, waktunya pembuktian.

***

PS: Aku 'lupa' untuk menuntaskan puzzle pikiran ini. Sebenarnya ini satu kesatuan ya, saling menyambung gitu deh. Ttapi, qodarullah mendadak buyar wkwkwk. Insyaa Allah akan dilanjut ketika ingat.
*Insyaa Allah akan bicara tentang peran dan wadah untuk berkembang.

📌 Yogyakarta, 30 September 2024 | 14:36 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Sederhana Jatuh Cinta di Sosial Media