"Pokoknya Mau Yang Sempurna!"

Photo by Paico Oficial on Unsplash -

 
Kemarin ada reels lewat, artis terpandang cantik jelita yang baru saja menikah beberapa waktu lalu dengan pejabat muda nan tampan. Rasanya seperti dongeng, tampak begitu sempurna nggak ada cela.

✅ Wajah tampan (meskipun relatif, tapi minimal seperti Tom Cruise)
✅ Tinggi 180m+ ✅ Bersih dan gagah(proporsional)
✅ Fasih berbahasa Arab dan bisa baca kitab
✅ Lulusan terbaik pondok pesantren ternama
✅ S1 di Saudi/sekolah tinggi sunnah (LIPIA, STDI)
✅ Hafal Al Qur'an dan memiliki sanad
✅ Seorang dengan karakter pemimpin, bertanggung jawab, mengayomi
✅ Pekerjaan tetap dengan gaji minimal 10jt (minimal UMR Karawang 🙏🏻)
✅ Penyayang keluarga, setia, baik hati, ghadhul bashar, tidak kasar, penyayang kucing
✅ Dan nggak bakal habis uraian mengenai calon pasangan ideal~Aduh, ini contoh aja ya. Jangan dibawa serius hehe:)
Kemarin ada reels lewat, artis terpandang cantik jelita yang baru saja menikah beberapa waktu lalu dengan pejabat muda nan tampan. Rasanya seperti dongeng, tampak begitu sempurna nggak ada cela. Perempuan itu menjelaskan, bagaimana pasangannya bisa sesuai persis dengan apa yang ia doakan selama ini. Bagaimana dia meminta dengan begitu detailnya, itu membuatku takjub.

Orang bisa ya, berdoa sedemikian detailnya. Sampai ada yang membuat list harapan-harapan untuk dipanjatkan kepada Allah. Aku jadi berpikir, apakah aku termasuk orang yang sombong karena tidak berdoa pada Allah?* Aku khawatir termasuk menjadi bagian dari firman Allah dibawah,

{وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ} [غافر: 60]
“Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al Mukmin: 60)

Rasanya, aku malu meminta sedemikian banyak pada Allah. Bukan karena meragukan kuasa-Nya, bukan pula karena berburuk sangka bahwa Ia tak akan mengabulkan doa saya. Tapi, lebih pada kekhawatiran, apakah hal tersebut benar-benar aku butuhkan atau sebatas nafsu saja?

Iya, betul. Allah yang Maha Kuasa, Ia yang Maha Mendengar. Satu-satunya dzat yang mampu mengabulkan permintaan hamba-Nya, tiada yang mampu menandingi kuasa-Nya.

Aku juga tidak tahu, apakah hal tersebut benar baik untuk kehidupanku? Apakah hal tersebut tidak akan menjadi ujian bagiku? Terlepas dari fakta bahwa setiap manusia akan memiliki ujian. Misal, pada contoh yang mudah dan umum. Semua orang berharap memiliki pasangan yang tampan, tapi. Bagaimana jika tampan tersebut sudah didapat, namun qodarullah menjadi ujian bagiku?

Bagaimana jika aku sudah mendapat semua impianku, namun ada beberapa hal yang tak disukai membuatku tidak terima atas takdir-Nya? Padahal takdir inilah yang aku minta?

Ada banyak kekhawatiran, rasa-rasanya sekarang tak lagi berani meminta doa yang begitu panjang. Aku mencukupkan diri dengan meniru doa orang bertakwa pada surah Al Furqan, 

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Artinya: “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.”

Bukan doa yang terlalu detail, menyebutkan kriteria sepanjang rel kereta. Cukup dengan doa di atas, lalu, 

"Ya Allah. Pasrah deh, kayak, tolong berikan yang terbaik aja."

Yakin deh, kalau nyerahin semuanya ke Allah, apapun hasilnya akan diterima dan dijalani dengan senang hati.. Tapi bukan berarti aku kontra sama orang yang doa mendetail ya, itu bagus banget. Dan aku, iri sebenarnya, hehehe..

Note: 

  1. Aku diskusi dengan kakakku, dan dia punya opini yang sama. Dia menenangkan kekhawatiranku dengan, "Yaudah tergantung keyakinanmu aja. Kalau merasa cukup dengan hal itu juga gapapa.."
  2. Terlepas dari banyaknya list kriteria idaman yang dibikin semua orang, (omong-omong tentu tetap ada yaa bare minimum suami yang aku buat) aku berusaha membuat dengan 'realistis'. Mengukur apakah aku pantas untuknya, apakah kriteria tersebut aku perlukan dan sebagainya, hehehe.. Tapi gimanapun, pasti sudah Ia tetapkan dan aku akan menerimanya :)

📌 Yogyakarta, 18 September 2024

PS: Aku jadi teringat SS-an bapack-bapack FB yang bercerita tentang pengalaman ta'arufnya. Dimana bapak tsb menilai seorang akhwat yang tidak sadar potensi yang dimiliki sementara meminta ekspektasi calon pendamping yang tinggi. Katanya sih, "setidaknya rajinlah bercermin setiap pagi." Waduh banget sih, jadi sadar diri dan berusaha nggak muluk-muluk si 🙏🏻

Tambahan: Mendadak ada overthinking yang hadir, "Gimana kalau sebenarnya kamu nggak tahu apa yang kamu inginkan? Jadi karena kamu nggak tahu, kamu akhirnya milih berdoa seadanya.." Hayoo...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Sederhana Jatuh Cinta di Sosial Media