Es Tape & Profesi Bapak

Photo by ivan hermawan on Unsplash -

"Tape tapee. Tape ketan, tape singkong, es tapee." Suara ramah itu terdengar cukup keras. Aku menajamkan telinga dan, itu dia!

Untungnya motor Supra keluaran jadul itu berhenti tepat di belokan dekat rumah. Dibarengi dengan satu bapak yang juga menghentikan motor untuk membeli dagangan bapak tersebut.

"Es tapenya berapa pak?" tanyaku. Bapak penjual tape itu buru-buru mematikan speaker yang mengalun dan terpasang di bagian bawah motornya.

"2.000 aja mbak!" katanya sambil menyiapkan pesanan orang lain dengan cekatan. Aku mengangguk, memesan empat es tape untuk kami di rumah.

Aslinya tadi kami berpapasan di depan warung, aku tidak sempat menghentikan bapak itu karena keburu belanja di warung. Aku menduga bapak penjual tape baru saja menjemput anaknya. Terbukti, bocah dengan usia lima/enam tahun dengan seragam TK ikut duduk di motor bagian depannya dengan ekspresi bengong. Lucu, pikirku.

Omong-omong, tape yang dijual bapak itu lumayan enak. Tape singkong yang diberi merk "Cinta Bersemi" itu terasa lembuut dan tidak asam, ada rasa manis-manisnya. Es tape pun segar diminum saat panas-panas. Kami sekeluarga sepakat, dagangan bapaknya enak dan worth untuk dilanggani. Sayang beliau hanya datang satu pekan sekali, di hari Selasa.

"Yang jualan ramah ya, bah?" tebakku waktu itu. Abah mengangguk, "Iya. Yang jualan kelihatan sangar tapi aslinya ramah." aw kamaa qaala.

Kata Abah benar. Bapak itu menyodorkan pesananku sambil berkata, "Esnya jangan lupa digoyang dulu ya mbak.."

Aku tergelak, "Oh iya pak."
Beliau menerima uangku sambil berterima kasih menggunakan bahasa Jawa Krama. Aku sedikit tidak menyangka. Beliau tidak seperti orang Jawa tulen. Aku malah mengira orang Madura atau sebagainya.

Melihat keramahan bapak tersebut, aku jadi terenyuh. Maksudnya, di cuaca panas menyengat, sambil membawa anak di depan motor, membawa dagangan yang tentu tidak kalah berat, bukannya.. Melelahkan ya?

Tapi, senyuman dan nada bicara yang ramah tetap dihaturkan pada pembeli. Merk tape singkong yang dijualnya pun, menunjukkan 'kelembutan' hati bapak tersebut.

"Bener sih bah, namanya Cinta Bersemi. Soalnya bikin kita makin cinta sama tapenya.." kataku. Abah mengangguk-angguk setuju.

Waktu pagi berlalu. Menyusuri jalanan kompleks pasca mengantarkan bekal untuk adik-adikku, aku tetap mendengar suara speaker itu di gang-gang kompleks kami.

Aku jadi belajar,
Apapun profesi bapak. Beliau yang rela banting tulang menghidupi keluarga. Bagaimanapun medan pekerjaannya, ada rasa tanggung jawab dalam diri bapak untuk menafkahi keluarganya.

Mungkin bapak tidak akan peduli perihal kulitnya makin gosong terkena matahari, peluh keringat bercucuran di hantam polusi, asal keluarga tetap tercukupi.

Tidak semua bapak adalah pekerja di bawah dinginnya pendingin ruangan. Atau seorang yang berangkat pagi pulang malam sebagaimana bayangan seorang karyawan. Ada juga bapak yang rela membuka tenda demi berdagang, berkeliling kota mencari penumpang, berpanas ria menjadi tukang, daan masih banyak lagi..

Apapun profesi bapak, beliau adalah sosok hebat. Berjasa. Meski jarang sekali nama beliau disinggung soal peran dalam keluarga, justru bapak adalah 'penopang'. Meja yang berdiri menahan tumpukan barang di atasnya.

ربي اغفر لأبي...

Bapak memang bukan manusia sempurna. Sekurang-kurangnya beliau, tetaplah seorang bapak. Termaafkanlah kesalahan beliau, berguguran pula kenangan buruk soalannya.

Kepada setiap bapak yang bertanggung jawab, sosok yang menjaga keluarga sebagaimana firman Allah ta'ala..

Semoga tiap tetes keringat yang dikeluarkan dalam perannya, diganjar dengan kenikmatan tiada batas di syurga-Nya. Semoga segala kesukaran di perjalanan, menjadi mudah dan berkah karena rahmat-Nya..

ربي احفظ لي أبي فهو أجمل عطاياك
اللهم إني أستودعتك حياته وصحته وعافيته

Rabbku, lindungilah ayahku, karena dia adalah anugerah terindah dari-Mu. Ya Allah, aku mempercayakan hidup, kesehatan, dan kesejahteraannya kepada-Mu.

📌 Yogyakarta, 24 September 2024 | 13:40 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Sederhana Jatuh Cinta di Sosial Media